SEJARAH LAHIRNYA YAYASAN SOPOSURUNG
Bermula dari Kerinduan untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara melalui bidang pendidikan di Indonesia, khususnya di kawasan Tapanuli, Sumatera Utara, maka atas prakarsa TB silalahi dan rekan-rekannya yakni pada alumni SMA Soposurung tahun 1950-an hingga 1960-an didirikan Yayasan Soposurung pada tahun 1990. Yayasan ini bergerak dalam bidang pendidikan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Yayasan ini berpusat di Jl. Dr. Adrianus Sinaga, Balige, Toba Samosir dan sekretariat di gedung Artha Graha Lt. 6, Jl Jenderal Sudirman Kav. 52 - 53, Jakarta Selatan.
DORONGAN SEMANGAT BERBAKTI MEMUNCULKAN TEROBOSAN KREATIF
Dorongan semangat berbakti ini muncul karena keprihatinan terhadap kualitas hidup masyarakat di tanah Batak. Karena itulah peningkatan kualitas pendidikan menjadi pilihan dan diyakini sebagai ujung tombak bagi pengentasan masalah kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya daya saing kaum muda di Bonapasogit (kampung halaman), hanya dapat dicapai bila terdapat sarana pendidikan yang mampu menjadi wadah pembentukan siswa/i berkarakter unggul, baik dalam bidang akademis maupun kepribadian. Sementara itu kondisi sarana dan mutu pendidikan di Tapanuli sangat memberikan. Tentu kondisi ini perlu diatasi dengan terobosan kreatif yang mampu membawa kaum muda di kawasan itu keluar dengan daya saing tinggi.
KERJASAMA DENGAN DEPDIKBUD (SEKARANG BERNAMA KEMDIKNAS)
Untuk mencari mitra strategis yang mampu mengatasi tantangan yang ada, Yayasan Soposurung memutuskan untuk bekerjasama dengan pemerintah. Bentuk kerjasama dituangkan dalam perjanjian antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) dengan Yayasan Soposurung No.7184/105/7/91.1 NO 91116/YYS/X/VL pada tanggal 10 Oktober 1991. Perjanjian tersebut mengatur antara lain lingkup tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak.
Depdikbud atau yang sekarang bernama Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan, pengadaan sarana-prasarana dan sumber daya pendidikan sesuai kemampuan anggaran yang tersedia serta menyediakan tenaga pendidik.
TANGGUNGJAWAB YAYASAN SOPOSURUNG
Dalam kerjasama dengan Depdikbud/Kemdiknas itu Yayasan Soposurung bertanggungjawab antara lain dalam:
- Pemberian beasiswa bagi siswa potensial dan terpilih
- Pembangunan dan pengelolaan asrama
- Pemberian subsidi untuk biaya hidup di asrama
- Pembangunan dan pengadaan sarana lainnya, jika anggaran Yayasan Soposurung memungkinkan
- Peningkatan mutu profesional, keterampilan dan kesejahteraan tenaga pendidik
- Kegiatan ekstrakurikuler
- Penyaluran lulusan dalam lapangan kerja
- Kegiatan studi penelusuran lulusan
Semula, selama kurang lebih 15 tahun, sejak yaysan berdiri tahun 1992 hingga 2007, seluruh biaya tinggal di asrama diberikan gratis. Dalam perkembangannya sesudah Depdikbud menetapkan SMA Negeri 2 Soposurung ikut program RIntisan Sekolah Bermutu Internasional, maka orangtua siswa/i diminta dengan sukarela berpartisipasi untuk meringankan biaya hidup di asrama.
Pada tahun pertama itu juga, Yayasan Soposurung bekerjasama dengan The British Council dan Singapore International Foundation, sehingga yayasan kedatangan tenaga guru sukarela dari Inggris dan sesudahnya dari Singapura secara bergantian untuk mengajar bahasa Inggris.
PERESMIAN ASRAMA YAYASAN SOPOSURUNG
Setelah perjanjian kerjasama antara Yayasan Soposurung dengan pemerintah ditandatangani, pembangunan asrama di kompleks SMA Negeri 2 Balige dimulai. Untuk tahap pertama pada tahun ajaran 1992/1993, asrama mempunyai daya tampung 120 siswa/i. Selagi membangun asrama, Yayasan Soposurung memberikan beasiswa kepada siswa kelas 1 yang paling berprestasi pada 23 SMA Negeri yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara. Merekalah yang menjadi calon kelas 2 asrama yayasan pada tahun berikutnya.
Pada 16 Juli 1992 para undangan yang terdiri atas pejabat pemerintah, tokoh masyarakat dan rakyat Tapanuli Utara menjadi saksi penggunaan Asrama siswa/i Yayasan Soposurung dan penggunaan SMA Negeri 2. Sebagai tanda peresmian, sebuah prasasti batu pualam ditandatangani bersama oleh Dirjen Dikdasmen, Prof Dr Hasan Walinono, Gubernur Sumatera Utara Raja Inal Siregar, dan pendiri Yayasan Soposurung Mayjen TNI TB Silalahi. Bandingkan kini pada tanggal 17 Juli 2010, jumlah siswa/i di asrama menjadi 250 orang.
RINTISAN SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
Sebagai sekolah negeri, tenaga pengajar di sekolah SMA Negeri 2 berstatus sebagai pegawai negeri. Sedangkan Yayasan Soposurung sebagai mitra pemerintah, secara proaktif menyediakan anggaran untuk peningkatan kualitas tenaga pengajar. Ini dilakukan melalui pemberian insentif untuk para guru dalam program ekstrakurikuler, serta fasilitas perumahan bagi mereka.
Dalam rangka mendapatkan mutu pengajar yang berkualitas, maka pada tahun 1993 yayasan mendatangkan 10 guru dari Jawa. Mereka adalah guru-guru yang terbaik dari IKIP, dan setelah 10 tahun mengabdi di Balige mereka kembali ke Jawa. Terobosan ini mendapat apresiasi dan dihargai pemerintah, sehingga Yayasan Soposurung-SMA Negeri 2 Balige oleh Presiden RI diberikan status sebagai sekolah percontohan, baik dari sisi kerja sama antara pihak swasta dan pemerintah, ataupun tata cara pembinaan disiplin dan watak para siswa/i.
Satu hal yang menggembirakan, Depdikbud/Kemdiknas memilih SMAN 2 Balige sebagai salah satu calon Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dan telah diberikan alokasi anggaran untuk membenahi diri dan melengkapi berbagai fasilitas. Pemerintah memberikan waktu lima tahun bagi pihak sekolah melakukan persiapan yang diperlukan untuk menuju SBI. Untuk itu, Yayasan Soposurung telah memulai berbagai persiapan demi peningkatan kualitas pendidikan menjadi sekolah bertaraf internasional. Dalam format baru ini, beberapa pelajaran khusus yakni Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, Matematika dan Biologi akan diberikan dalam bahasa Inggris. Yayasan juga telah merekrut beberapa guru bertaraf internasional untuk memberikan pelajaran ekstrakurikuler di asrama. Pelajaran tersebut disampaikan dalam bahasa Inggris. Perlu dicatat, semua guru tersebut merupakan alumni Asrama Yayasan Soposurung.
Pihak pengelola merancang berbagai program edukatif dan rekreatif. Berbagai sarana dan fasilitas terus ditambah dan dikembangkan, demi terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas. Seiring dengan itu, berdiri pula TB Silalahi Center pada bulan April 2008 di Kota Balige. Museum modern yang dilengkapi berbagai sarana edukasi serta rekreasi budaya ini dapat dimanfaatkan siswa/i secara maksimal dalam menunjang berbagai kegiatan belajar. Sehingga, semakin lengkaplah sarana dan fasilitas penunjang sekolah di kota kecil Balige.
KERJASAMA DENGAN BPPT
Yayasan Soposurung juga bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Perjanjian kerjasama antara BPPT dengan Yayasan Soposurung tertuang dalam surat No SP/006/M/BPPT/iv/93-45/ys/iv/93 pada tanggal 14 April 1993 yang mengatur antara lain:
1. Program asistensi dalam pengajaran MIPA yang meliputi kegiatan eksperimen/teknik penelitian, terutama teknologi terapan.
2. Program peningkatan kemampuan guru dalam pengajaran MIPA ( penguasaan bahan pelajaran dan kemampuan pengelolaan serta penggunaan alat dan bahan yang tepat, efisien dan efektif)
3. Memberi kesempatan kepada siswa berprestasi tinggi untuk ikut program pendidikan di dalam dan di luar negeri
4. Program pengembangan pelatihan keterampilan
5. Program peningkatan kualitas sanitasi lingkungan